Harmony Clean Flat Responsive WordPress Blog Theme

Tahun 2015 Indonesia Bisa Pecah

10:00 Unknown 0 Comments Category :


      Menurut prediksi tahun 2015 indonesia akan terpecah belah.pertengkaran anak bangsa semakin meluas dan semakin membabi buta Pulau Jawa, Bali, Madura (Jamali) yang akan menjadi induk negara republik.Hal itu tertuang dalam buku karangan Djuyoto Suntani berjudul 'Tahun 2015 Indonesia Pecah'. Buku tersebut dibedah dalam diskusi...Buku itu menggambarkan keadaan Indonesia pada 7 tahun mendatang. Dikatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan terpecah belah menjadi 17 bagian.

        Ada pun penyebab pecahnya NKRI karena tidak adanya lagi tokoh pemersatu yang berperan menjadi bapak seluruh bangsa. Selain itu adanya upaya strategis dari konspirasi global. Anggapan nama Indonesia bukan bagian dari nusantara juga menjadi ancaman pecahnya NKRI.Namun ramalan sang penulis ditanggapi skeptis bahwa desentralisasi sebagai penghancur NKRI yang disebut dalam buku itu, justru merupakan pemersatu bangsa."Kita mulai bisa menerima etnis lain untuk memimpin sebuah daerah. Contohnya Gubernur Gorontalo dipimpin yang keturunan Arab,".."Etnis dan agama kini tidak lagi dianggap dalam pilkada. Yang dilihat adalah prestasinya," ..isi buku tersebut kurang menarik. "Buku ini kalau dijadikan salah satu untuk kandidat doktor pasti ditolak. Tapi ya sudahlah kita harus hargai karena sudah ditulis dan diterbitkan,"

        Selain Indonesia, buku ini juga menjelaskan tentang lembaga swadaya masyarakat internasional yang membuat garis kebijakan mendasar penciptaan tata dunia baru.Disebutkan juga Uni soviet telah terpecah menjadi 15 negara merdeka. Sedangkan Yugoslavia, Kosovo dan Cekoslovakia akan menjadi 6 negara yang merdeka.Indonesia pada 2015 diperkirakan bisa pecah menjadi sedikit-dikitnya 17 negara bagian, dan sebagai induknya, Negara Republik Jamali yang terdiri atas Jawa-Madura dan Bali, sebagai cermin imperium Majapahit zaman dulu.“Sudah merupakan suratan Tuhan Yang Maha Kuasa, setiap 70 tahun berjalan, suatu kerajaan atau negara kebanyakan terjadi perpecahan. Mungkin juga termasuk di Indonesia,” kata Direktur Utama Komite Perdamaian Dunia (The World Peace Committe), dalam peluncuran bukunya di Jakarta...

Lembaga Swadaya Internasional, kata Djuyoto, membuat garis kebijakan mendasar pada patron penciptaan tata dunia baru. Peta dunia digambar ulang. Uni Soviet dipecah menjadi 15 negara merdeka, kemudian Yugoslavia dipecah menjadi enam negara merdeka, dan demikian juga Cekoslowakia.

“Di Irak saat ini sedang terjadi proses pemecahan dari masing-masing suku,” katanya.

Indonesia, kini juga sedang digarap untuk dipecah-pecah menjadi sekitar 17 negara bagian oleh kekuatan kelompok kapitalisme dan neoliberalisme yang berpaham pada sekularisme.

Pokok pikiran tersebut, kata Djuyoto, “Saya tuangkan pada Bab II yang juga memberikan jalan keluar agar Indonesia tetap menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI”.

Peluncuran buku yang dihadiri para tokoh nasional, seperti Djafar Assegaf itu, Djuyoto memaparkan, adanya konspirasi global yang berupaya memecah dan menghancurkan Republik Indonesia.

Upaya memecah-belah Indonesia itu dilakukan melalui strategi “Satu dolar Amerika Serikat/AS menguasai dunia”, yang digarap oleh organisasi tinggi yang tidak pernah muncul di permukaan, namun praktiknya cukup jelas, yakni berbaju demokratisasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

“Jika pecahnya itu menuju kebaikan rakyat, tidak menjadi soal, tetapi pecahnya NKRI itu justru akan menyulitkan rakyat karena semua aset penting dan berharga dikuasai investor asing di bawah kendali organisasi keuangan internasional,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Bina Sosial di Departemen Sosial, Prof DR Gunawan Sumodiningrat, yang mewakili Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsyah, menyatakan bahwa ancaman perpecahan NKRI tersebut kini tampak nyata.

“Saya sendiri sampai saat ini merasa bingung, mengapa rakyat Indonesia dapat bersatu, padahal banyak perbedaan, di antara suku-suku yang ada,” katanya.

Perbedaan itu dapat disatukan, menurut dia, lantaran adanya Pancasila, di antara sila pertama adalah Ketuhanan yang Maha Esa, kemudian dibingkai dalam lambang Burung Garuda, yakni Bhineka Tunggal Eka.

“Atas nama Tuhan Yang Maha Esa, kita dapat disatukan, melalui simbol Pancasila. Oleh karena itu, saya mendorong pemerintah sebaiknya melakukan kaji ulang untuk menerapkan Penataran Pedoman Penghayatan Pancasila (P4),” katanya.

Jika dulu cara penyampaiannya menggunakan model indoktrinasi, ia mengusulkan, saat ini perlu diubah melalui diskusi dan membuka wacana luas, dengan substansi Pancasila masih diperlukan untuk mempererat NKRI.

Ia menilai, pada dasarnya Indonesia ini mudah akan terjadi perpecahan, jika generasi penerus tidak menyadari adanya pihak asing yang ingin membuat Indonesia tidak kuat.

Buku berjudul “Indonesia Pecah” yang terdiri atas 172 halaman, termasuk foto-foto, kata Gunawan, menarik untuk dibaca karena sedikit-dikitnya ada tujuh penyebab Indonesia terancam pecah, seperti siklus sejarah tujuh abad atau 70 tahun.

Kemudian, tidak adanya figur atau tokoh pemersatu yang berperan menjadi Bapak Seluruh Bangsa, pertengkaran sesama anak bangsa yang terus terjadi, upata stategis dari konspoirasi global, dan adanya nama Indonesia yang bukan asli dari Nusantara.

“Semua itu perlu diteliti lebih lanjut, apakah ada relevansinya dengan kejadian saat ini dimana banyak daerah ingin memisahkannya,” katanya menambahkan.

ke 17 negara itu antara lain.

1.Naggroe Atjeh Darrusallam : Banda Atjeh
2.Sumatra Utara : Medan
3.Sumatra Selatan : Lampung
4.Sunda Kecil : Jakarta
5.Jamar (Jawa Madura) : Surakarta
6.Yogyakarta : Yogyakarta
7.Kalimantan Barat : Pontianak
8.Kalimantan Timur : Samarinda
9.Ternate Tidore : Ternate
10.Sulawesi Selatan : Makassar
11.Sulawesi Utara : Manado
12.Nusa Tenggara : Mataram
13.Flobamora & Sumba: Kupang
14.Timor Leste : Dili
15.Maluku Selatan : Ambon
16.Maluku Tenggara : Tual
17.Papua Barat : Jayapura 







RELATED POSTS

0 comments